AEPI Ajak Anak Muda Peduli Fesyen Berkelanjutan

AEPI – Seiring perkembangan ecoprint di Indonesia yang sangat pesat, Asosiasi Eco-Printer Indonesia (AEPI) mulai menggandeng anak muda untuk mengenal lebih dekat pada ecoprint. Oleh karenanya, peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke 3 AEPl yang digelar di Maerakaca, Semarang, Minggu (3/12/23) mengusung tema “Ecoprint Muda Bergaya”.

  Ketua Umum AEPI, Puthut Ardianto mengatakan pihaknya sengaja mengusung tema tersebut karena AEPI ingin lebih banyak mengenalkan ecoprint dan kepedulian terhadap lingkungan kepada anak muda. “Kami sengaja mengenalkan kepada generasi muda untuk _aware_ dengan isu-isu limbah fesyen,” kata Puthut.

   Pada acara yang dihadiri Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kota Semarang, Drs Agus Wuryanto, M.Si, ini,  Puthut mengajak anak muda untuk mulai melirik sustainable fashion (fesyen berkelanjutan). “Ternyata, mereka bisa membuat sendiri, produk fesyen yang akan dipakainya,” ujarnya.

   Selain itu, lanjut Puthut, meningkatnya permintaan dari sekolah untuk memperkenalkan ecoprint melalui P5 dalam Kurikulum Merdeka (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila),  menjadi salah satu jendela AEPI masuk ke generasi muda.

   Sementara, kondisi selama tiga tahun ini ecoprint di Indonesia berkembang pesat. Hal ini bisa terpantau antara lain dari sejumlah pameran bergengsi seperti Inacraft dan produk ecoprint pun telah terpajang di toko fashion berkelas di sejumlah kota besar

    Ketua AEPI Wilayah Jawa Tengah, Fica Ariyanti S mengatakan hal senada.  “Selama ini yang minat mempelajari ecoprint sebagian besar ibu-ibu. Tapi sekarang mulai muncul bapak-bapaknya. Harapannya gerenasi muda juga mengenal ecoprint sehingga dapat membangkitkan jiwa entrepreneurship, bahwasanya ecoprint adalah hobi yang bisa menjadi bisnis berkelanjutan,” kata Fica.


  Selain itu, salah satu kegiatan pada HUT ke 3 AEPI di Maerakaca adalah ngecobareng ecoprint berlatarbelakang hitam yang dipandu oleh Bagus Aji. “Saat ini sedang trend warna hitam dan gelap,” ujarnya.

   Bagus yang merupakan anggota ecoprinter termuda di AEPI ini mengatakan selalu berusaha mempengaruhi anak muda untuk menggunakan produk ecoprint. Alasannya, semua bahan yang digunakan untuk membuat ecoprint, ramah lingkungan.

    Namun diakuinya, sebagian masyarakat masih menilai harga produk sustainable fashion masih mahal. Maklum, kata Bagus, karena semua masih handmade yaitu dibuat secara manual dan dari bahan-bahan alami.

    Oleh karena itu, menurut Bagus, perlu inovasi untuk membuat produk ecoprint dengan skala industri. “Misalnya, menggunakan mesin semi manual untuk membuat ecoprint, tapi tidak mengurangi esensi ecoprint. Itu pemikiran saya,” tutur Bagus.

    Rangkaian acara HUT ke 3 AEPI di Maerakaca, Semarang, selain menggelar kegiatan ngecobareng background hitam, juga diisi lomba fashion show anak dan remaja. Selain itu, keseruan acara HUT juga diikuti para peserta yang sebagian besar ibu-ibu, dengan spontan mengikuti fashion show menampilkan hasil karyanya.

    Suasana pun bertambah meriah oleh lagu karaoke yang dibawakan oleh Ketua Umum AEPI, Puthut Ardianto dan para juri, serta penampilan line dance para peserta ngecobar, peserta fashion show dan para pengunjung Maerakaca. Mereka bergoyang mengikuti gerakan yang kompak dari peserta dari AEPI Yogyakarta.
(dew)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *